SARANG LEBAH DAN KEAJAIBAN AL‑QUR’AN (bagian 5)


Lebah Penyendiri atau Darat
 
Pemilihan tempat sarang

Pada lebah darat, penjagaan terhadap anak dimulai dengan pemilihan tempat yang sesuai untuk membangun sarang di mana tersedia sarana. pemeliharaan, penjagaan dan kelangsungan. Ini mirip sekali dengan apa yang terjadi pada keadaan lebah bermasyarakat sewaktu menyatu.
Faktor‑faktor pemilihan tempat yang sesuai
  
Tersedianya sumber bibit‑bibit pembuahan dan nektar. Dekat dengan sumber air (seperti pada banyak keadaan lebah Anthophora dan Megachile). Dekat dengan tumbuh‑tumbuhan (yang mempunyai daun dengan sifat‑sifat khusus) atau serat atau tanah lainnya (seperti lebah Megachile pada umumnya).

Lebah penyendiri pada umumnya kembali ke sarang asli dari mana ia berasal untuk membangun kembali sarangnya di samping sarang moyangnya. Gejala terakhir ini tampak jelas pada beberapa jenis lebah penyendiri yang membuat sarang di tanah dalam kerumunan yang terdiri dari beberapa ribu sarang yang berdekatan (koloni) seperti pada jenis lebah andrenids, antnonora dan lain‑lain.
 Tempat‑tempat pembuatan sarang
  
Terdapat perbedaan di antara berbagai Lebah tentang tempat pembuatan sarang. Sebagian jenis lebah darat yang disebut lebah masoni, membuat sarang­nya di celah‑celah batu atau menempelkan sarangnya ke pokok kayu atau atas bangunan atau di celah‑celah khusus. Sebagian jenis lebah menggali sarangnya dalam bahan‑bahan yang berasal dari tumbuh‑tumbuhan. Sebagiannya membuat jalan dalam kayu yang lunak seperti cabang‑cabang pohon, khususnya pohon yang telah mati. Sebagian yang lain membuat sarang di pokok tumbuh‑tum­buhan dan sampai ke kayu yang lunak lengan usaha pribadinya, seperti lebah megachile. Ia kadang‑kadang memanfaatkan celah‑celah atau lobang‑lobang yang ada pada tumbuh‑tumbuhan. 

Sebagian jenis lebah menggali terowongannya dalam kayu yang telah mati atau hampir kering seperti lebah kayu besar xylocopa. Sebagian lebah membuat terowongan pada buah‑buahan seperti lebah kayu kecil Ceratina. Kebanyakan jenis lebah penyendiri seperti pada lebah penggali (digger bee) hidup di tanah atau di atas lapisan yang mempunyai tanah seperti dinding yang dibuat dari tanah liat, seperti lebah Megachile submucida. Barangkali pula tanah yang digalinya itu adalah tanah berbongkah‑bongkah atau keras atau pasir atau tanah liat. Terbukti bahwa lebah yang hidup di tempat‑tempat di mana tingkat kelembaban merupakan salah satu faktor utama, maka lebah yang membangun sarang di sini mampu menjaga diri dari faktor‑faktor ini (seperti lebah pemakan daun Megachile dan lebah kayu besar Xylocopa atau membangun sel dari bahan anti air, misalnya dari sejenis bahan dalam cabang pohon.
 Penyiapan Sarang 

Mengenai jenis‑jenis lebah yang membuat kamar‑kamar sarangnya sendiri (seperti pada kebanyakan jenis lebah darat), tidak dapat diragukan telah melakukan pekerjaan yang banyak sekali. Hal itu karena lebah jenis ini harus menggali tanah dalam jumlah besar yang juga sebagiannya harus dibuang sewaktu membersihkan kamar yang ada dari semula. Kelompok lebah jenis ini tidak terbang jauh dari sarang untuk memindahkan tanah yang digalinya, tetapi cukup untuk melemparkannya keluar sarang dan kadang‑kadang membiarkannya di pintu masuk sarang.
 a. Cara Menempatkan Hasil Galian 

Dalam mengeluarkan hasil galian, maka ia turun satu‑satu bila tempat penggalian itu miring. Bila tempat itu datar maka kelebihan‑kelebihan galian akan berbentuk onggokan yang berbeda bentuknya sesuai dengan perbedaan jenis. Bentuk onggokan akan berhenti di tempat bukaan sarang (terowongan) yang barangkali di pusat onggokan atau jauh dari pusat dan kadang‑kadang juga di luar onggokan. 

Dengan demikian onggokan‑onggokan ini dapat dibedakan dengan bukaan utama atau kejauhan dari onggokan. Bentuk onggokan setelah itu dibedakan arah terowongan masuk yang kadang‑kadang vertikal atau dengan sedikit kemiringan atau banyak kemiringannya. Karena itu, sisi onggokan itu tidak sama seperti pada lebah Dasypoda plunipes atau sama satu sisi seperti pada lebah Teralonia mulvae atau sama dua sisinya seperti pada lebah Colletes cunicularius.

b. Lubang Masuk 
Onggokan dapat dibedakan kepada onggokan tertutup, terbuka atau setengah terbuka. Pada onggokan tertutup maka lubang masuk selalu tertutup atau ditutupi oleh lebah dengan sengaja secara teratur. Keadaan pintu masuk dapat juga diamati untuk mengetahui apakah lebah sedang berada dalam sarangnya atau di luar sarang seperti pada lebah Andrena ovina. Ada jenis‑jenis sarang di mana pintu‑pintu terbuka terus selama sarang itu berfungsi dan ramai. Sarang jenis ini mempunyai onggokan‑onggokan terbuka seperti pada lebah Colletes cunicularius

Di samping kebanyakan onggokan itu tidaklah merupakan bangunan yang kuat, namun ini tidak berlaku atas batas pintu masuk. Bagian‑bagian tanah pada batas pintu ini biasanya dipadatkan dengan kuat dan dilicinkan pada bagian dalam terowongan sehingga mirip seperti pipa yang disembunyikan sama sekali dari onggokan dan terowongan itu tidak akan kelihatan kecuali bila kita membuang tanah dengan hati‑hati seperti pada lebah Andrena ovina. 

Pada beberapa keadaan, tanah hasil galian terowongan atau bagian‑bagian lainnya digunakan untuk membangun sarana‑sarana khusus seperti saluran masuk dan jalan melingkar menuju sarang. Saluran masuk tidak lain adalah perpanjangan langsung dari terowongan yang ada di luar tanah dan berhubungan dengan tanah pada bagian fondasinya. Sedangkan sisi yang lain adalah lubang udara. Pada beberapa keadaan, fondasi tertumpu pada landasan khusus,seperti pada lebah Antophora parictina.
 c. Pipa‑pipa Masuk 

Pipa ini dibuat kadang horizontal atau vertikal atau miring sekalipun biasanya ia berbentuk vertikal dan biasanya atap bagian luar dari pipa itu kasar dan bagian dalamnya halus.
 d. Terowongan‑terowongan Masuk 

Di antaranya kita melihat bahwa ketika jenis‑jenis lebah membuat terowongannya, maka setiap jenis mengarah kepada pembuatan sarang dengan cara khusus yang berbeda dari cara jenis‑jenis lain.
 e. Terowongan‑terowongan Bawah Tanah 

Mengenai terowongan‑terowongan bawah tanah dari jenis‑jenis lebah penyendiri maka ia biasanya merupakan terowongan‑terowongan berbentuk bundar yang sekilas pandang kelihatan mempunyai struktur sederhana, tetapi bila kita teliti dalam memandangnya, kita akan menemukan bahwa terdapat perubahan‑perubahan pada arah terowongan dan kadang‑kadang pada bentuk dinding yang menunjukkan bahwa terowongan itu pada banyak keadaan terdiri dari berbagai bagian yang digunakan untuk tujuan-tujuan khusus sehingga dalam kenyataannya terowongan itu seperti satu deret struktur yang berurutan. 

Bagaimanapun dapat dibedakan dua bagian tertentu dalam terowongan yang menuju ke kamar‑kamar atau setidak‑tidaknya yang menuju ke kamar pertama. Bagian pertama adalah terowongan utama dibuat di atas satu sudut yang ada di permukaan dan berdasarkan ini maka di tanah yang datar ia berbentuk vertikal. Tetapi bila permukaan itu miring, maka ia miring dalam tingkatan yang berbeda sehingga ia kadang‑kadang berbentuk horisontal. Fungsi terowongan utama adalah untuk membelah bidang di mana sarang dibuat dan menjauhkan kamar-kamar dari bahaya-bahaya musuh serta memungkinkan jamur (anak lebah) untuk tumbuh dalam kondisi panas, kelembaban dan lain‑lain yang paling cocok. 

Kedalaman terowongan utama sangat berbeda, bahkan dalam satu jenis, kedalamannya berbeda antara beberapa cm pada keadaan lebah Andrena bicolor. Pada keadaan lebah Augochlora humeralis ditemukan bahwa terowongan itu sampai pada kedalaman 4‑5 kaki, bahkan pada beberapa keadaan ia membelah tingkat air bumi juga ditemukan bahwa satu jenis lebah barangkah menggali terowongannya di tanah yang berderai dengan kedalaman dua kali terowongan yang digali di tanah keras. Pada lebah Collects cunicalarius, misalnya panjang terowongan pada tanah yang keras mencapai 12 cm saja, tetapi mencapai 28 cm pada tanah pasir yang berderai.

Madu  adalah Makanan kesehatan dan Suplemen Makanan yang baik untuk tubuh

kebagian 6 >---
Previous
Next Post »

Yuk berkomentar sehat dan membangun! ConversionConversion EmoticonEmoticon