SARANG LEBAH DAN KEAJAIBAN AL‑QUR’AN (bagian 2)





SARANG LEBAH DAN KEAJAIBAN AL‑QUR’AN
Abd Al‑Mun’im AI‑Hefni(*)

(*) Guru besar masalah lebah dan serangga Fakultas Pertanian, Universitas Al-Azhar, Mesir dan Fakultas Observasi Lingkungan Pertanian daerah kering, Universitas King Abdul Aziz, Kerajaan Saudi Arabia

1. Ayat‑Ayat tentang Lebah dan Posisinya dari segi Aqidah

Seperti diterangkan dalam tafsir Fi Zhilalil Qur 'an, ayat surat an‑Nahl diturunkan di Mekah yaitu ayat yang membahas masalah aqidah dan topik-topik besamya berhubungan dengan masalah keTuhanan, wahyu dan kebangkitan. Topik topik ini ditampilkan dalam konteks ayat‑ayat al-kauniyyah (tentang alam) sehingga memperjelas keagungan penciptaan, keagungan nikmat dan keagungan ilmu serta pengamatan. Semua itu saling bertautan dalam keselarasan yang dapat diamati di antara berbagai bentuk, sorotan, ungkapan ritme, kasus dan topik. 

Secara keseluruhan ia memiliki ritme yang tenang dan irama yang biasa, tetapi penuh dengan nuansa. la menghimpun seluruh alam ini: langit dan bumi, matahari dan bulan, siang dan malam, gunung dan laut, perbukitan dan sungai, naungan dan keteduhan, tumbuh‑tumbuhan dan buah‑buahan, hewan dan burung. la juga menghimpun antara dunia dan akhirat, rahasia dan keghaiban. Semua itu adalah melatih otak, nurani dan diri manusia serta mengetuk manusia pada semua tingkatan persepsi dan ilmunya dengan susunan bahasa yang tenang dan halus di mana tidak terdapat suara berdengking, seperti ditemukan pada surat al‑Anam dan ar‑Ra'd misalnya. 

Tetapi dengan ketenangannya menyentuh semua segi batin dan fisik dalam wujud manusia. la menuju kepada otak yang sadar seperti juga menuju kepada perasaan yang intuitif. Ia sesugguhnya menggugah mata supaya melihat, telinga supaya mendengar, perasaan supaya merasa, intuisi supaya tersentuh dan otak supaya mengamati. Seorang insan berakal setelah itu tidak lagi memiliki sikap selain menyerahkan diri dan beriman dengan penuh ketaatan.

Ayat‑ayat surat an‑Nahl ini membicarakan rahasia fakta ilmiah yang tidak disingkapkan kecuali pada masa‑masa terakhir ini saja. Di dalamnya mengandung bukti‑bukti wahyu dari Allah tentang keistimewaan‑keistimewaan lebah bagi orang yang memahaminya dan ilmuwan yang spesialis yang menghargainya sehingga ilmuwan pendebat yang fanatik, apalagi yang bukan ilmuwan, tidak lagi mempunyai alasan untuk mendebat. Secara umum ini saja sudah cukup karena ia memantulkan segi keajaiban ilmiah Al‑Qur'an dalam topik ini (yaitu topik "Lebah serta tabiat dan tingkah lakunya”).

2. Dunia Lebah
Betul penyebutan lebah dalam sejumlah ayat Al‑Qur'an dengan sebutan teliti yang merinci tentang tabiat tingkah laku dan produksinya, kemudian penamaan sebuah surat dengan nama an‑Nahl (lebah) tidak hanya menunjukkan penghormatan terhadap lebah sekedar sebuah isyarat dan bukti kemukjizatan belaka. Hal itu karena beberapa pertimbangan. Pertama, keterdahuluan Al-Qur'an dalam menyebutkan beberapa rincian tentang dunia lebah dan tempat tinggalnya, sekalipun diketahui pada masa wahyu diturunkan, namun ia tidak dipahami dengan pemahaman mendalam seperti yang dilakukan oleh manusia kontemporer hari ini. Kedua, dunia lebah itu luas yang penuh fakta ilmiah yang tabiat aslinya tidak mungkin disingkapkan sepanjang waktu dan ia mampu sepanjang fase sejarah sebagai bahan untuk meyakinkan kebenaran agama ini dan inilah segi lain keajaiban ilmiah Al‑Qur'an dalam bidang dunia lebah.

Betul dunia lebah itu luas dan besar. Dari segi kegiatan lebah maka semua individu lebah mengetahui benar kewajibannya dan melaksanakannya dengan cara terpadu yang sangat baik bersama individu‑individu lain dalam kelompok. Alat‑alat pengaturan dan pengontrolan itu tertanam dalam fitrah yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala pada diri lebah. Setiap individu bekerja untuk kelompok karena itu masyarakat lebah ini kelihatan seperti sebuah sosok tubuh bahkan sebuah umat atau bangsa.

"Tidak ada yang melata di bumi atau pun yang terbang dengan kedua sayapnya, kecuali ia adalah umat (bangsa) seperti kamu....”(QS 6:38).

Maha suci Allah, Maha Pencipta berfirman pula:

"Maha suci Tuhan kami yang memberikan karunia kepada segala sesuatu yang diciptakan‑Nya, kemudian menunjukinya." (QS 20:50).
Ayat‑ayat khusus tentang lebah tidak lain dari satu rentetan bukti keajaiban ilmiah yang dimulai dengan firman‑Nya:
"Tuhanmu mewahyukan kepada lebah ...” (QS 16:68).


 kebagian ketiga >---
Previous
Next Post »

Yuk berkomentar sehat dan membangun! ConversionConversion EmoticonEmoticon