Sudah menjadi rahasia umum bahwa maju atau tidaknya suatu negara dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu maju atau mundur.
Bagi suatu bangsa yang ingin maju,
pendidikan harus dipandang sebagai sebuah kebutuhan, sama halnya dengan
kebutuhan-kebutuhan lainnya. Maka tentunya peningkatan mutu pendidikan juga
berpengaruh terhadap perkembangan suatu bangsa. Mari kita ambil contoh Negara
Jepang, si ahli teknologi ini sangat menghargai pendidikan, sehingga hasilnya
mereka tidak hanya menghasilkan generasi yang handal dari segi IQ saja tapi
dari segi EQ dan SQ mereka pun bisa di acungkan jempol. Buktinya ketika mereka
dilanda tsunami tidak ada penjarahan yang terjadi di Negara tersebut,
mereka masih terlihat mengantri dengan tertib saat pembagian bahan makanan.
Pendidikan merupakan aset penting
kemajuan suatu bangsa, maka dari itu setiap warga negara harus mengikuti
jenjang pendidikan, baik jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah maupun tinggi. Seorang anak dari lahir memerlukan pelayanan
yang tepat dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan disertai dengan pemahaman
mengenai kerakteristik anak sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Hal
ini akan sangat membantu dalam menyesuaikan proses belajar bagi anak sengan
usia, kebutuhan, dan kondisi masing-masing, baik secara intelektual, emosional
dan sosial.
Nah, untuk memenuhi semua itu tentunya
diperlukan sumber daya pendukung agar pendidikan itu bisa terlaksana dengan
baik, yaitu seorang guru. Kemudian yang menjadi permasalahan adalah seorang
guru atau pendidik harus mempunyai kemampuan agar proses penanaman ilmu itu
bisa terlaksana dengan baik. Guru atau pendidik yang handal adalah yang bisa
menjadikan muridnya menyukai apa yang diajarkannya. Untuk itu diperlukan strategi
yang tepat untuk merealisasikanya. Banyak guru atau pendidik yang memiliki
kapasitas keilmuan yang memadai tetapi tidak bisa mentransfernya dengan baik
karena tidak mempunyai strategi yang tepat,
sehingga tidak tersampaikan dengan sempurna. Dengan strategi yang tidak tepat
ini menjadikan keadaan kelas tidak menyenangkan dan membosankan.
Memang kedengarannya mudah. Yang menjadi
pertanyaan adalah bagaimana menciptakan suasana menyenangkan tersebut?
Diantaranya, para pendidik bisa merespon dengan cepat kebutuhan siswa. Pendidik
siap untuk berdiskusi dan menjadi pendengar yang baik dengan segala persoalan
yang dihadapi seorang murid serta memberikan kesempatan buat mereka memberikan
umpan balik. Disamping itu, seorang pendidik harus bisa menarik perhatian siswa
agar bersedia atau dengan senang hati menerima guru dan pelajaran yang akan
disampaikan oleh seorang pendidik atau guru. Siswa akan merasa senang dengan
seorang guru yang bisa mengkondisikan kelas diawal dia masuk. Pertemuan
pertamalah yang menentukan seorang guru bisa diterima untuk mengajar. Maka
dipertemuan pertama itulah seorang pendidik harus mampu menarik perhatian siswa
agar mereka mau menerima apa yang disampaikannya.
Memang kedengarannya sangat mudah, tapi
diperlukan kejelian dan keberanian seorang guru untuk bisa mempraktekkannya.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, antara lain, melakukan simulasi game
ringan sebelum pelajaran dimulai, menceritakan cerita yang menarik, dan
memberikan beberapa pertanyaan yang ringan tapi menyenangkan dan menantang
sehingga guru dapat mendapat perhatian
siswa sebelum memasuki materi.
bersambung...
1 komentar:
Click here for komentarTes komen
Yuk berkomentar sehat dan membangun! ConversionConversion EmoticonEmoticon